Puisi Negeriku, Tukang Traktor
Tukang Traktor
Di negeriku, negeri sejuta mafia
Terkisah cerita dari mulut ke telinga tetang tukang traktor
Tukang traktor Yang suka ngontrak dan gemar menjadi aktor
Bukan kontraktor, dia hanya seorang pelancong
Mencari kerja, pada
Tak mau bekerja, selain hanya menghitung amplop-amplop diatas meja
Mereka bersekongkol, Membubuhkan tanda tangan, amplop-amploppun menjadi kosong
Mereka berbau mulut dan rajin mencabut bulu ketiak
Bulu ketiak mereka dapat, lalu didekatkannya ke lubang hidung yang menganga
Hobinya mengambil sesuatu dari lahan yang basah
Tenggorokannya basah bukan karena air
Melainkan karena suka membual dengan nafasnya yang menghembuskan uap kebohongan
Lihatlah, jalanan yang selalu saja berlubang walau telah ditambal berjuta kali,
Atau lihatlah gedung-gedung pemerintahan dan gedung-gedung kosong di pelosok desa yang
Dindingnya retak, walau dibangun dengan hati yang berpesta pora
Lantainya berjubel uang berserak hingga menyumpal di laci dan dibawah taplak
Lantainya licin tak bisa diinjak, padahal baru kemarin diresmikan atau esok
negeriku, negeri taman surga